Translate

Jumat, 23 November 2012

Pencegah Kecelakaan 50 CM


23 November 2012
WARNANYA kuning cerah mencolok mata. Tingginya nyaris mencapai lutut anak remaja. Itulah barisan beton separator jalur busway di sekitar Kawasan Buncit Raya, Jakarta Selatan (Jaksel).
Pemandangan itu baru saya lihat dua hari belakangan. "Separator itu baru kemarinn pak," ujar seorang tukang parkir di dekat Kantor Imigrasi Jakarta Selatan, di Jl Buncit Raya, saat berbincang dengan saya, Kamis (22/11/2012) siang.
Jalur bus Trans Jakarta atau yang kondang disebut busway di sepanjang jalur yang menghubungkan Mampang dengan Ragunan itu, memang cukup ramai oleh kendaraan. Maklum, jalur ini salah satu simpul masuk dan keluar warga sekitar Jakarta. Tak heran jika aneka kendaraan memadati ruas jalan, terutama pada pagi dan sore hari. Walau, tak jarang hingga malam hari.
Busway yang semestinya khusus untuk bus Trans Jakarta sering menjadi alternatif. Mulai sepeda motor, angkutan umum, hingga mobil pribadi, ramai-ramai menjarah busway. Petugas Trans Jakarta yang menjaga pintu palang di mulut jalan nyaris tak berdaya. Terlebih saat tidak dijaga. Busway jadi bancakan. "Sebelum ditinggiin, banyak angkutan umum yang memotong jalan melintasi separator busway. Bahaya," kata tukang parkir tadi.
Peninggian separator hingga 50 cm atau dua kali lipat dari bentuk sebelumnya, bertujuan untuk memaksa pengendara tidak seenaknya memotong median. Situs berita Kompas.com baru-baru ini menulis, proyek itu telah mulai dikerjakan pada ruas-ruas tertentu di lima koridor. Koridor tersebut masing-masing Koridor II Harmoni-Pulogadung, Koridor III (Kalideres-Pasar Baru), Koridor V (Kampung Melayu-Ancol), Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas), dan Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni). Kelima koridor tersebut masuk dalam proyek tahap pertama yang diharapkan bisa selesai pada Desember 2012. Sedangkan tahap kedua akan dimulai pada 2013.
Diharapkan tak ada lagi yang memotong jalur untuk melintas di busway. Tentu saja dengan separator setinggi itu, sulit bagi motor dan mobil menerjang separator. Kecuali kalau nekat mau ringsek kendaraannya.
Saya perkirakan, ketinggian separator hingga 50 cm untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas jalan. Sepanjang 2008-2012, kecelakaan di jalur busway sedikitnya merenggut 60 korban jiwa. Belum lagi korban luka-luka yang jumlahnya melampaui korban tewas.
Kecelakaan yang terjadi beragam. Ada pejalan kaki yang melintas di busway lalu tertabrak Trans Jakarta. Lalu, pemotor yang melintas di busway lalu tabrakan, atau pemotor yang menyenggol separator, terjatuh, kemudian tertabrak bus.
Nah, soal kehadiran separator setinggi 50 cm, bisa jadi menghambat pengendara memotong median jalan. Tapi, soal menerobos dari mulut busway masih terus terjadi. Hal itu seperti yang saya lihat Kamis siang di Jl Buncit Raya, Jakarta Selatan. Para penjarah hampir dari seluruh tipe kendaraan. Rupanya, membangun disiplin memang bukan pekerjaan mudah bagi negeri kita tercinta. Butuh pemaksaan lewat infrastruktur seperti peninggian separator busway. Meski idealnya, disiplin di jalan lahir karena kesadaran soal pentingnya menghargai keselamatan di jalan. Kita punya catatan hitam soal ini. Pada 2011, rata-rata per hari yang tewas akibat kecelakaan mencapai sebanyakk 89 jiwa. (edo rusyanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar